Falling In Love : Cintaku dari Dunia Maya


 Malam kembali mengusik ketenangan saat hati dan raga saling tanya tentang siapa dia yang baru saja diperbincangkan? Kini lamunan membawa aku menelusuri mimpi panjang dengan alasan ingin jumpa dia dalam mimpi dan nyata. Penasaran adalah rasa yang saat ini menguasai diriku hingga halusinasi akan imajinasi tak mau beranjak sedikitpun. Hati kecilku berkata “pernah hadir,tapi dari mana?”

Waktu terus bergulir hingga Senja pun terus berganti. Datang dan hadir, lalu dan pergi. Itulah rasaku padanya yang masih dalam haluku. Dari sinilah kisah cintaku.

            Beranda handphone terus ku gulir hingga tak sadar terpampang wajah dia yang baru saja diperbincangkan. Sontak aku pun tersipu malu kala dia yang ingin ku temui dalam mimpi hadir dalam dunia mayaku. Tanpa berlama-lama ku kuatkan tekat untuk membuka percakapan agar kita tak terlihat asing dan terus dihantui rasa penasaranku. Sapaan manja ku lontarkan dengan harapan ia dapat meresponnya pun demikian. Dengan pepatah kuno “tak kenal maka tak sayang” aku semakin bergairah untuk sesegera mungkin mengenali pujaan hati yang selalu membuat malam dan mimpiku tak beraturan. Bunyi ping terus terdengar dan notif pun terus hadir pertanda percakapan aku dan dia tak pernah putus karena perkenalan kocak yang terjadi. Dengan hadirnya di dunia maya, penasaranku padanya perlahan terkikis hingga pada akhirnya nyata mempertemukan aku dan dia sebagai awal cintaku tumbuh (Falling In Love).

            Sepulang senja tadi, aku kembali ditampar realita akan sosok bercadar keanggunan dibalik kegaduhan mudik. Di atas rindu aku berpijak dan  satu kaki ku jadikan tumpuan hingga lelah, letih melanda nurani karena nurani tak berputar. Kisah bukan kasih, rindu bukan ramal. Ini tentang jeritan hati kala rembulan terangi sosok yang makin jelas tanpa kejelasan. Pundak yang kemarin adalah sandaran kini menjadi sandungan untuk diri karena hati tak ingin jujur pada cinta yang nyata. Kisah terus ku jahit dari jemari yang kian melekat rekat ayomi ujung pena kenikmatan sendiri. Kisah kembali ku kisahkan tepat rembulan bertaktha di atas ubun-ubun halusinasi. Malam menenggelamkan 1000 kisah antara hati yang kian dilema pada kecupan mimpi kemarin tentang sahabat ataukah lebih. Kisah ini akan terus ku rajut bersama dia dan dalam Dia yang ku sebut amin saat sujudku berakhir.

            Untukmu yang selalu ku nanti kala pelangi yang kau janjikan sehabis hujan kerindaun basahi dahaga pertemuan. Tatapan tajam kala mata diterpa raut kebingungan alasan pertanyaan kuran se-iya. Rembulanku, kau adalah dambaan, kau adalah cinta, kau adalah rindu, kau adalah jiwa, kau adalah kata, kau adalah mimpi, kau adalah akhir, kau adalah masa dimana hentakan jantung ini tak ingin usai tanpa sengatan purnama yang terpancar dari indah bulatan kecil matamu. Kamu segalanya tak terpisah oleh kata disetiap coretan dari tinta ketulusan. Cintamu bagaikan mimpi yang tak ingin ku akhiri meski fajar mendobrak istana timur nan megah. Kamu adalah aku yang selalu hadir tanpa permintaan ibarat Jin dan Permaisuri penguasa jagat cinta abadi.

Pada sepenggal rasa yang dikata penasaran hingga menumbuhkan  jutaan cerita penuh tanda tanya. Goresan ini mewakili perjalanan penuh kenangan yang bermula di bulan September lalu. Aku yang adalah kata akan rasa kembali menoleh kisah dibalik satu September. Bermula dari kata ingin.

Ingin ku lukis senja bersama bulan

Saling tatap dalam diam

Saling genggam dalam halu

Saling tutupi rasa yang dalam

Saling cinta tapi diam.

 

Ingin ku buang seluruh mimpi

Saat hati merasa tak diinginkan

Saat cinta bertepuk sebelah tangan

Saat rasa tak harus dipaksa

Saat kerinduan kini sendiri ku nikmati.

 

Ingin ku bawa bayangan itu

Kala sepi memikat diri

Kala malam membisu sesaat

Kala angin mengantar puisi

Kala dingin membuat pilu

 

Inigin ku berlalu dari kisah tapi bertahan adalah cara ku buktikan kesetiaan pada dia yang lama ku nanti hingga hati dan raganya kini benar-benar menjadi milikku  meski semua belum pasti. Aku bersama dia merajut kisah yang tak mungkin bagi para penikmat semata. Sinar rembulan tebar pesona, berikan senyum kala senja berlalu dari pangkuan hingga termakan kelam alam sekitar dan rinduku akan pertemuan benar-benar terasa. Kata tak sanggup gambarkan kisahku. Sekilas coretan receh hadirkan perbincangan tiga tahun yang silam tentang September. Kisah terbuai dalam lamunan hingga perlahan dibangkitkan oleh rasa akan kenyataan. Padamu yang adalah kisahku, tataplah mataku dan genggam separuh nyawaku. Kau dan aku kini tergapai suatu sujud yang tanpa henti diaminkan kala semesta memutar balik haluan menuju peraduan. Aku kembali disadarkan akan sepenggal kataku “Kau dan Aku kelak akan menjadi Kita” dan semesta kini mengiyakan kerinduanku pada kalimat yang tak sengaja ku ukir dengan harapan di suatu saat nanti.


Bagaikan rasa yang selalu dinantikan para musafir untuk berkelana arungi samudera luas yang tiada bandingnya, dan hal ini pun terjadi untuk kehidupan yang semata. Kerinduan ini pun tercipta untukmu dan untukku. Kita terhimpit diantara musim-musim yang punya nuansa berbeda. Musim berlalu dan tibalah pada masa yang sulit, tapi ia mampu bangkitkan segala kenangan  di masa silam. Jutaan kenangan tak terlewatkan ketika rintik-rintik hujan dengan butiran indahnya menghntam genteng tempat aku berteduh. Saat yang sama, aku terbuai dalam rinai rindu yang tak tertahan. Jika ini adalah masa untuk bangkitkan jutaan kenangan, maka ijinkalah rinduku tergenang bersama genangan hujan yang tak kunjung kering.

Pertemuan aku dan pujaan hati benar-benar membuat rasa penasaran yang selalu menghantui kini hilang atas dasar sebuah ikatan persahabatan. Aku dan dia adalah sahabat yang patah hati dan sama-sama mencari kebahagian. Awal September membuka lemabaran baru untuk kisah yang begitu rumit karena tak ada yang saling jujur hingga setiap detik rasa itu semakin tumbuh tanpa berkembang. Dia yang ku kenal sebagai pribadi yang cuek, dingin, keras kepala itu membuatku untuk semakin bertahan dalam kata penantian entah itu sampai kapan. Ia adalah sosok yang tak gampang jatuh cinta dan istimewanya dia adalah mencintai tanpa dusta lagi setia oranggnya.

Hubungan kita terus dibina dan berkelanjutan. Hari demi hari ku tak lelah dan selalu ada saat hati dan raganya membutuhkan. Terkadang aku lalai dan pernah hadirkan pikiran untuk pergi tapi hati tak sanggup. Hati tak memaksa namun cintalah yang membuatku bertahan sejauh ini. Hubungan jarak jauh tak semudah apa yang kita pikirkan tapi aku selalu berusaha untuk positif thingking atas apa yang oran lain katakan dan saksikan karena cintaku membuat aku percaya pada setiap tutur dan cara ia mencintai aku. (KATAKU) 

 



 


 

Ambo Missa

Literasi Guru Pedalaman_Aktual dan Terpercaya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama